Nuruddin Zanki dan Perang Salib

 Oleh : Putri Larasati

I. Identitas Buku :
Judul Buku : Nuruddin Zanki dan Perang Salib
Penulis : Alwi Alatas
Genre : Nonfiksi
Terbit : Cetakan I, Mei 2012
Halaman :  448 halaman
Penerbit : Zikrul Hakim
Harga : ???
ISBN : ISBN 978-979-063-735-1

II. Latar Belakang Penulis
Alwi Alatas merupakan seorang penulis yang telah menerbitkan lebih dari dua puluh buku dalam berbagai bidang. Beberapa di antaranya merupakan buku best-seller di Malaysia. Saat ini ia lebih banyak tinggal di Malaysia karena masih menyelesaikan studinya di bidang Sejarah pada International Islamic University Malaysia (IIUM). Komunikasi dengan beliau bisa melalui alamat e-mail (alwialatas@gmail.com) dan (alwialatas@yahoo.com)

III. Pokok-pokok Isi Buku
-Tema: Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Perang Salib
-Tokoh dan Perwatakan:
  • •Nuruddin Mahmud bin Zanki: berperawakan tinggi, berkulit coklat, memiliki mata yang indah, berpipi lapang, saleh, disiplin, teratur, terampil berkuda, sederhana.
  • Paus Urbanus: idealis, orang yang berpengaruh.
  • Kilij Arslan: sangat taktis.
  • Alexius Comnenus: memiliki citra yang buruk.
  • Peter si Pertapa: antusias, agresif, populer, sederhana, dipandang sebagai orang yang suci.
  • Godfrey of Bouillon: gagah, keras kepala.
  • Bohemond of Taranto: tangguh, pemimpin yang kuat, paling terlatih
  • Dan lain-lain

-Alur: campuran
-Sudut Pandang: orang ketiga
-Latar:
•    Tempat: Eropa dan Asia
•    Waktu: Sebelum abad ke-14
•    Suasana: peperangan

IV.  Ringkasan Cerita
Perang Salib merupakan perang suci yang diserukan oleh Gereja Katolik untuk membebaskan Yerusalem dan tanah suci di sekitarnya ataupun untuk memerangi musuh-musuh gereja, seperti kaum bid’ah (heretic) dan lainnya. Biasanya ia bermula dengan pidato dan seruan Paus Katolik. Perang Salib biasanya mengangkat sumpah, mengambil simbol salib dan meletakkannya pada baju mereka. Kepada mereka yang menyertai Perang Salib, gereja menjanjikan pengampunan dosa.

Perang Salib I diserukan oleh Paus Urbanus II (w. 1099) dalam sidang gereja di Clermont, Perancis, pada November 1095. Hal itu dilakukan setelah adanya permintaan bantuan dari Kaisar Byzantium untuk menghadapi orang-orang Turki di Asia Minor dan Syria. Pidato Paus mendapat sambutan yang luar biasa dan mendorong ribuan orang untuk menyertai Perang Salib.
Angkatan pertama PerangSalib I bergerak dari Perancis dan Jerman pada awal tahun 1096. Mereka terdiri dari masyarakat jelata dan dipimpin oleh seorang pendeta bernama Peter si Pertapa. Setelah beberapa kali konflik dengan penduduk Bulgaria dan Byzantium serta melakukan penjarahan selama di perjalanan, pasukan yang tidak berpengalaman ini akhirnya dihancurkan oleh pasukan Kilij Arslan (w. 1107) di Asia Minor. Angkatan pertama ini dikenal sebagai People’s Crusade atau Popular Crusade.
Rombongan berikutnya yang berangkat pada paruh kedua tahun 1096 terdiri dari pasukan yang lebih terlatih dan dipimpin oleh banyak bangsawan Perancis dan Norman, seperti Raymond of Saint-Gilles (w. 1105), Godfrey de Bouillon (d. 1100), Baldwin (w. 1118), Bohemond of Taranto (d. 1111), dan Tranced (w. 1112). Pasukan ini berhasil mengambil alih Nicaea (Iznik) dari tangan Kilij Arslan pada Juni 1097, Antioch pada Juni 1098, Yerusalem pada Juli 1099, serta beberapa kota Muslim lainnya di Syiria dan Palestina.
Keberhasilan pasukan Salib dalam Perang Salib pertama ini kemudian melahirkan Kerajaan Latin (Latin Kingdom) yang berpusat di Yerusalem. Kerajaan ini memiliki empat propinsi utama, yaitu Yerusalem, Tripoli, Antioch, dan Edessa. Wilayah kekuasaan orang-orang Frank di Syria dan Palestina dikenal oleh orang-orang di Eropa Barat (Romawi Barat) sebagai Outremer ‘(tanah) di seberang lautan.’

Perang Salib II dipicu oleh jatuhnya Edessa ke tangan Imaduddin Zanki (w. 1146) pada tahun 1144. Perang ini diserukan oleh Paus Eugenius III (w. 1153) sejak Desember 1145. Paus kemudian menunjuk Bernard of Clairvaux (1090-1153) untuk mengkampanyekan Perang Salib. Kampanye ini sangat berhasil, hingga ribuan orang bersumpah untuk menyertai Perang Salib II. Bahkan Raja Perancis, Louis VII (1120-1180), dan Raja Jerman, Cornad III (1093-1152), memimpin langsung Perang Salib II.

Walaupun jumlahnya sangat besar, pasukan Salib yang dipimpin oleh Louis dan Conrad banyak menghadapi serangan orang-orang Turki di Asia Minor, sehingga saat tiba di Antioch jumlah pasukan mereka sudah banyak berkurang. Mereka tiba di Antioch pada bulan Maret 1148 dan tiba di Yerusalem pada bulan Mei 1148.

Walaupun Perang Salib II dipicu oleh jatuhnya Edessa, pasukan Salib yang dipimpin oleh Louis dan Conrad akhirnya tidak berusaha menguasai kota itu. Berdasarkan kesepakatan dengan para pemimpin Frank di Palestina dan Syria, mereka sepakat untuk menyerang Damaskus. Serangan dan pengepungan atas Damaskus dilakukan pada bulan Juli 1148. Namun serangan ini tidak berhasil dan diantara pemimpin Salib yang baru datang dan para pemimpin Frank di Syria dan Palestina terjadi perselisihan. Louis, Conrad, dan seluruh pasukannya akhirnya kembali ke Perancis dan Jerman tanpa mendapatkan hasil yang diharapkan.

Saat berbicara tentang Perang Salib, ada satu nama yang sangat jarang terekspos oleh khalayak. Padahal kontribusi beliau untuk menghadapi pasukan Salib mendahului perjuangan Shalahuddin al-Ayyubi (w. 1193). Nuruddin Zanki, bersama para ulama di zamannya, merupakan pemimpin pertama di Syria yang menghidupkan kembali nilai-nilai Islam yang sebelumnya meredup dan membuat mereka kalah dari pasukan Salib. 

Walaupun Nuruddin Zanki wafat sebelum pembebasan al-Quds, namun semua kontribusinya menjadi pondasi yang sangat kokoh dan membantu Shalahuddin dalam mewujudkan keberhasilannya.

V. Keunggulan dan Kekurangan Buku
•    Secara isi/ide: bagus. Karena membuka cakrawala kita tentang tokoh yang selama ini belum diketahui oleh banyak orang. Alur dan diksinya pun tak memihak antara kaum satu dengan yang lainnya.

•    Secara struktur: lengkap dengan timeline, indeks, daftar pustaka, dan lain-lain. Ditambah dengan tabel informasi yang sangat informatif. Namun di sisi lainnya, table informasi ini juga merupakan kelemahan buku. Karena dapat mengalihkan konsentrasi pembaca. Pembaca yang awam akan  cukup dibingungkan ketika sedang membaca dan akan menebak-nebak tentang keterikatan alur antara tulisan yang berada di dalam tabel informasi dengan tulisan yang berada di luar tabel informasi.

VI. Amanat Buku
Buku ini mengajarkan pada kita semua tentang arti penting dari mengenal sejarah dan menghargai jasa pahlawan. Khususnya para pahlawan-pahlawan Islam.

VII. Saran
Untuk referensi, peresensi menyarankan buku Philip K. Hitti “The History of The Arabs”. Yang mana merupakan sumber belajar sejarah Islam yang mayoritas digunakan di dunia.
Post ADS 1
Banner
Banner