Ini Kandang Kita

Jargon ini ramai dibunyikan indonesia untuk mendukung tim nasional sepakbola ketika menjadi tuan rumah AFC 2007. bermain di kandang memiliki banyak keuntungan sendiri seperti, dukungan penuh penonton, lebih memahami karakteristik medan pertandingan, hingga tekanan moral terhadap lawan. Semua itu kita dapatkan di kandang sendiri, di wilayah yang sangat kita kenali.


Juni 2015 Kampung sarjana mengadakan kaderisasi lanjutan kepada adik-adik binaan dengan mengadakan Super Camp. Super Camp bertujuan untuk membangun solidaritas tim dengan cara berkemah di kampung sendiri. Adik – adik tidak hanya di ajarkan membangun kesolidan tim, namun juga memahami dan memaksimalkan potensi yang ada di kandang (kampung) mereka untuk menaklukan lawan-lawan (kemiskinan, Kebodohan,dst) yang datang.
Suasana Seru Super Camp 2015

Dalam salah satu sesi supercamp kita menjalankan permainan “Jelajah Kampung” secara nama memang mirip dengan program kampung sarjana yang lain “Jelajah Kampus”, tetapi tujuan yang ingin dicapai sangat berbeda. Di jelajah kampung mereka dituntut untuk lebih mengenal satu sama lain dan juga potensi – potensi apa saja yang bisa dimaksimalkan untuk perjuangan mereka kelak.

Jelajah Kampung


Jelajah kampung terbagi menjadi 4 pos, pos sekolah , perpustakaan jendela dunia, masjid, dan kebun kampung sarjana. Dalam setiap pos mereka akan mendapatkan tugas dan pembelajaran yang berbeda.

Di pos sekolah setiap tim diberikan tugas mencatat nama- nama pahlawan yang terpajang di sekolah mereka kemudian memilih salah satu yang paling mereka kenal dan ceritakan apa yang telah pahlawan tersebut lakukan. Kemudian setelah dicatat tiap tim wajib meminta tanda tangan (ttd) salah satu pengurus sekolah.



Pos ini bertujuan untuk mengenalkan para pahlawan yang telah berjasa bagi orang lain. Kenapa minta ttd pengurus sekolah? Simpel saja. Untuk menggunakan sekolah sebagai alat perjuangan mereka harus mengenal dan membangun komunikasi dengan para pengurus sekolah. Memang sih adik – adik disana pasti mengenal para pengurus sekolah, karena disinilah mereka mulai merajut cita-cita. Tapi merawat dan mengenal para pengurus sekolah yang telah membangun pondasi pendidikan disana butuh ketelatenan dan berkelanjutan. Makanya dalam pos ini kita wajibkan mereka untuk minta ttd salah satu pengurus sekolah.


Selain itu di pos sekolah kita juga jadi mengetahui pahlawan apa saja yang dikenal oleh adik – adik, Dan apa yang tidak mereka ketahui. Dari sini kita bisa lebih banyak menceritakan teladan – teladan yang belum mereka ketahui. Kita ingat sebuah ungkapan terkenal dari cendekiawan Muslim Muhammad Asad. no civilization can prosper or even exist after having lost this pride and the connection with its own past. Tidak ada satu peradaban yang akan berjaya atau bahkan akan eksis jika sudah hilang kebanggaannya terhadap dirinya atau terputus dari sejarahnya. disinilah kita membangun jembatan peradaban yang terputus itu.

Sekolah tempat mengawali cita dan peradaban
Pos Berikutnya adalah perpustakaan jendela dunia. Di pos ini adik – adik mendapatkan tugas untuk mencari kutipan – kutipan yang terdepat di dalam buku koleksi perpustakaan. Tentunya kutipan – kutipan yang dipilih mengajarkan tentang solidaritas. tugas di pos ini bertujuan untuk mendekatkan adik - adik dengan dunia literasi.

no civilization can prosper or even exist after having lost this pride and the connection with its own past. Tidak ada satu peradaban yang akan berjaya atau bahkan akan eksis jika sudah hilang kebanggaannya terhadap dirinya atau terputus dari sejarahnya. - Muslim Muhammad Asad
Di Pos Masjid adik –adik mendapatkan tugas untuk melaksanakan sholat dhuha, membaca, mentadaburi Al Qur’an & menyalin ayat yang mereka tadaburi. Setelah itu ayat yang mereka salin harus mendapatkan ttd dari pengurus masjid setempat. Tujuan meminta ttd pegurus masjid kurang lebih sama dengan tugas di pos sekolah. Pos ini adalah pos yang sangat penting, karena masjid memiliki peran kunci untuk membangun peradaban taqwa.

Kualitas Habluminallah menuntun kita menjadi pribadi taqwa

Ambil Seperlunya

Perjalanan Jelajah kampung ditutup dengan pos Kebun Kampung Sarjana (apa itu Kebun Kampung Sarjana klik link berikut : disini). Di pos ini masing – masing kelompok diberikan pisang sejumlah 18 buah. 2 buah di ambil untuk dimakan dan di bagikan setiap anggota kelompok. Sisanya pisang – pisang itu harus di bagikan ke penduduk kampung. Mereka harus keliling kampung mencari penduduk untuk diberikan pisang yang mereka bawa.

Ide di pos ini sebenarnya simpel, tujuan edukasi yang mau dicapai adalah filosofi “ambil seperlunya, berbagi Seterusnya“. Manfaat dari kebun kampung sarjana memang menjadi hak mereka, namun manfaat itu bukan berarti harus berhenti sampai di mereka. Ketika hasil kebun kampung sarjana mereka pakai untuk menuntut ilmu, tugas selanjutnya adalah membagikan ilmu tersebut untuk masyarakat disekitarnya. “Ilmu adalah pembantu bagi amal, dan amal adalah puncak dari ilmu.” (Iqtidhaul Ilmi Al-’Amal 14-15)


Dengan Berbagi Ilmu makin Sempurna "Ambil Seperlunya, Berbagi Seterusnya" 
Menurut ‘Abdul Wahid bin Zaid Mengamalkan ilmu juga akan membuat pengetahuan seseorang menjadi luas. “Barangsiapa mengamalkan ilmu yang telah ia pelajari, maka Allah akan membuka untuknya hal yang sebelumnya ia tidak tahu.” (Hilyatul Auliya’, 6: 163).

Dan yang utama adalah menjadi pahala bagi setiap individu yang mengajarkanya. “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).

Perjalanan jelajah kampung ke seluruh pos diharapkan adik-adik mampu memahami solidaritas apa yang mau kita bangun yaitu, “solidaritas untuk berbagi” bukan mencuri , membodohi, apa lagi menzalimi. Semua rangkaian jelajah kampung tentunya tidak luput dari banyak kekurangan. Semuanya berawal dari letupan – letupan ide “liar” penulis untuk memberikan suasana pembelajaran yang berbeda dalam proses kaderisasi :).

...solidaritas apa yang mau kita bangun yaitu, “solidaritas untuk berbagi” bukan mencuri , membodohi, apa lagi menzalimi

Seorang Novelis terkenal Mark Twain Pernah Berkata “dua puluh tahun dari sekarang. Anda akan lebih kecewa pada hal-hal yang tidak anda lakukan daripada hal-hal yang sudah anda lakukan. Maka lampaui batas anda. Berlayarlah menjauh dari pelabuhan yang tenang. Nikmati angin kuat yang menerpa layar anda. Menjelajahlah. Bermimpilah. Temukanlah.” Jangan pernah takut untuk mencoba sesuatu yang baru, jika banyak yang salah perbaikilah, jika mampu sempurnakanlah. “Ini Kandang Kita”[]

Jangan pernah takut untuk mencoba sesuatu yang baru, jika banyak yang salah perbaikilah, jika mampu sempurnakanlah

Muhammad Ihsan*
*Penulis adalah Founder Kampung Sarjana
Post ADS 1
Banner
Banner