Coklat Lokal Cita Rasa Internasional

Ditengah merajalelanya Produk – Produk asing di indonesia, semangat membuat produk – produk lokal ternyata tidak menjadi mati kutu, bahkan keadaan ini semakin membuat orang – orang semakin kreatif untuk meningkatkan harga jual produk mereka.sudah saatnya kini indonesia mengembangkan industri yang memberikan nilai tambah,tidak hanya bahan – bahan mentah.namun barang – barang jadi yang siap untuk di konsumsi.

Sangat menarik membaca koran Kompas Minggu (12/2/2012),kita akan tersadarkan sesungguhnya negeri ini sangat memiliki potensi untuk merajai industri coklat dinegerinya sendiri,potensi ini perlu mendapat dukungan baik dari pemerintah juga masyarakat.

Produksi kakao Indonesia hingga penghujung 2011 ini hanya mencapai 600.000 ton. Jumlah produksi sebesar ini menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan penghasil kakao terbesar di dunia(Kompas).jika saja potensi ini benar – benar di maksimalkan, tentunya indonesia bisa menjadi seperti belgia yang terkenal dengan industri coklatnya.

Saat ini Eksport Indonesia didominasi oleh bahan – bahan mentah yang belum di olah sama sekali, perbandingan harga jual antara kakao yang belum olah dengan kakao yang sudah di olah menjadi coklat adalah 1:19.padahal pengelolaan kakao menjadi coklat adalah hal yang tidak terlalu sulit.jika pemerintah serius untuk mengembangkan industri coklat di indonesia tentu akan meningkatkan pendapatan negara sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Berita yang diterbitkan Indonesia Finance Today menyatakan Produksi kakao olahan dari perusahaan asing  di Indonesia pada 2011 mencapai 196 ribu ton, naik 55,5% dari tahun 2010 sebesar 126 ribu ton. Perusahaan asing di industri kakao olahan Indonesia diperkirakan menguasai 70% dari produksi kakao olahan nasional pada 2011. Sangat disayangkan ketika indonesia memiliki produksi kakao yang melimpah,namun pasar coklatnya masih didominasi oleh perusahaan – perusahaan coklat asing.

Saat ini bermunculan banyak UKM – UKM yang menghasilkan coklat – coklat berkualitas di indonesia,mulai dari coklat yang memiliki rasa jamu,hingga coklat yang dikemas secara kreatif untuk menarik minat konsumen. Chocolatemonggo, & Coklat “Tolak Miskin” adalah contohnya.



Selain kedua merek coklat di atas Tentunya ada mengenal Coklat ayam jago yang dahulu masih sangat mudah anda beli di warung – warung pedagang kaki lima. Untuk rasa tentunya tidak akan kalah dengan coklat – coklat  import.bahkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa di vivanews memuji rasa Coklat ayam jago. kenyataanya saat ini Coklat ayam jago sudah sangat sukar untuk ditemukan,karena sudah sangat maraknya coklat – coklat impor yang beredar di masyarakat. Lagi – lagi Ucapan Menko Perekonomian hanyalah dukungan verbal saja, karena pada kenyataanya sampai saat ini belum ada dukungan yang nyata dari pemerintah untuk kemajuan industri coklat Nasional.

Kebijkan yang harus dilakukan
Memberi pembekalan untuk pengolahan Coklat sungguhlah tidak sulit,namun ketrampilan ini masih jarang sekali dimiliki para petani kakao.sehingga yang terjadi sampai saat ini para petani terpaksa menjual kakaonya yang belum diolah kepada pasar.padahal dengan melakukan pengolahan tentu harga jualnya akan meningkat.sehingga hasil pendapatan ini tentunya akan berbanding lurus dengan kesejahteraan petani kakao.Disinilah pemerintah harus memainkan peranya dengan memberikan pelatihan pengolahan kakao kepada para petani untuk meningkatkan nilai jual hasil pertanian indonesia.

Ketika industri Coklat yang telah meningkatkan nilai jual kakao telah diupayakan,tugas berikutnya adalah memastikan produk – produk tersebut mendapatkan tempat di pasaran, baik di pasar tradisional ataupun modern.

Ketika industri coklat Nasional Menjadi prioritas Pemerintah, barulah program 100% mencintai produk Indonesia dapat dilaksanakan. Bagaimana kita bisa mencintai produk indonesia.jika produknya saja dibiarkan hilang dipasaran. jika di Swiss saja anda akan mudah sekali menemukan coklat dengan kemasan bertuliskan  “ Java 64% , Chocolat Noir”.seharusnya di Indonesia sendiri coklat produk dalam negeri menjadi rajanya.

Dahulu Bung Karno Berkata “Biarkan kekayaan alam kita, hingga insinyur-insinyur Indonesia mampu mengolahnya sendiri.” Kini sudah saat industri coklat bangkit ketika masyarakatnya sudah ada yang mampu mengolah kakaonya sendiri.sungguh suatu tindakan yang zalim ketika masyarakat sudah mampu mengelola,namun kepercayaan itu tidak kunjung diberikan dari pemerintah.sudah sepatutnya setiap kebijakan pemerintah berpihak kepada rakyatnya.karena mereka adalah Pemerintahan Republik Indonesia,bukan Pemerintahan “Negara Asing”.


Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. 

(Surat 65 Ath-Thalaq, Ayat 7)

follow me on twitter @ihsanamuslim
Post ADS 1
Banner
Banner