Reduksi Sebuah Kata Kreatif

Oleh  : Nur Asyah | Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Judul Buku : Sila Ke-6 Kreatif Smapai Mati
Penulis : Wahyu Aditya
Penyunting : Nurjannah Intan
Penerbit : Bentang
Tahun Terbit : Cetakan 2, Feb 2013 Halaman 297 Halaman

……. Di zaman yang sangat kompetitif seperti sekarang ini, kreativitas merupakan kunci menuju kesuksesan

(Andy F. Noya, Host Kick Andy)

Kreatif sangat di eluk-elukan oleh setiap insan, apalagi kata testimona di atas telah menyakinkan kita bahwa kunci kesuksesan adalah menjadi seorang yang kreativitas. Tak salah jika kreativitas menjadi salah satu persyaratan khusus bagi siapapun untuk mempertahankan hidupnya di serba modern ini. sebuah kata kreatif yang di sandangkan pada seseorang tersebut maka orang itulah yang akan dicari untuk mampu menyebarkan virus kekreatifannya pada orang disekitarnya.

Di Indonesia telah banyak terlahirkan orang-orang yang kreatif dan inovatif. Tak sedikit pula mereka telah berpenghasilan ratusan juta rupiah ataupun memiliki cabang atas buah hasil mereka dalam pencarian hal unik, berbeda dan bermanfaat. Baik itu dilakukan secara individu ataupun kelompok.

Kata kreatif tak asing lagi ditelinga kita, barangkali saat ini orang-orang kreatif di negeri ini lebih banyak dan berkembang menjadi sebuah komunitas yang bisa saja di labeling “komunitas orang-orang kreatif”. Apakah mudah menjadi seorang kreatif? Itulah yang selalu menjadi pertanyaan pada diri saat kebutuhan memaksa kita menciptakan hal baru. Jika kita amati seorang kreator adalah mereka yang handal dalam dunia seni, mereka bisa menuangkan segala apapun dengan aspek seni. Kemudian bagaimana dengan orang-orang yang tidak memilki bakat atau minat di bidang seni rupa?

Sebuah judul yang provokatif dari tangan dingin seorang Wahyu Aditya yang menuliskan “Kreatif Sampai Mati”, kemasan cover yang menggugah para pencinta buku membuat buku ini banyak menjadi salah satu pilihan untuk menjawab bagaimana cara menjadi seorang kreatif?. Apalagi pada buku tersebut Wahyu Aditya memberikan ruang kepada para pembaca untuk menuangkan kreativitasnya membuat cover versi imajinasi mereka.

Berawal dari sejarah penulis yang mendirikan sebuah ajang perhelatan akbar bagi mereka Kreator yakni HelloFest. Namun beberapa halaman hingga buku itu habis dilahap untuk dibaca, tidak dijelaskan bagaimana langkah atau cara menemukan kreativitas pada diri. Wahyu Aditya lebih menitikberatkan ide-idenya yang begitu cermelang dengan gambar-gambar yang ia ciptakan sendiri untuk melakukan sebuah perubahan kekakuan yang selama ini melekat di Negara kita. Namun kiranya pemaknaan kreatif pada buku ini mengalami reduksi makna dikarenakan buku ini hanya menggambarkan pada kita bahwa orang kreatif itu yang memiliki minat dan bakat dibidang seni saja. Dan itu pula yang tergambarkan bahwa para Kreator adalah mereka yang mampu menggambar, berada di dunia design grafis dan teknologi canggih. Dan bagaimana bagi mereka yang tidak mampu untuk hal tersebut?.

Dan inilah yang kiranya menjadi kritikan bagi penulis, yang pada dasarnya menguasai bidang tersebut sehingga penulis lebih mengeksplorasi kekreativitas diri daripada berbagai ilmu tips kepada pembaca yang selama ini menunggu sebuah buku yang mampu membangkitkan kreativitas mereka. dan beberapa hal yang teramati dalam buku karya Wahyu Aditya ini adalah selalu membandingkannya budaya Indonesia dengan budaya luar. Dan penulis merasa bahwa merubah itu bisa dilakukan secara besar-besaran atau dikatakan dalam satu waktu bisa merubah Indonesia.

Tulisan ini hanya memberikan gambaran mengenai uraian dan isi buku. Tentunya akan lebih menarik jika Anda membaca dan bisa menilai terkait uraian buku ini sehingga para pembaca pun bisa membaca dan memberikan sebuah saran dan kritikan yang membangun para penulis lainnya.

Artikel yang sedang Anda baca saat ini merupakan salah satu kontribusi karya tulis yang dikirimkan ke redaksi Pena Aksi. Ingin berpartisipasi? Ikuti petunjuknya di sini.
Post ADS 1
Banner
Banner