Satanic Finance: Bikin Ummat Miskin


Satanic Finance
Bikin Umat Miskin
Penerbit : Zaytuna
ISBN: 978-602-9346-89-3
Ukuran: 15 X 23 cm, SC
Halaman: 124 halaman
Terbit: 2012
Harga: Rp. 29.900,-

Mengapa dunia seakan menjadi tempat yang tidak adil bagi banyak manusia terumata mereka yang miskin? Mengapa harga-harga kebutuhan pokok seakan tidak pernah turun dan selalu meningkat? Apakah teori-teori ekonomi yang selama ini dipelajari di fakultas-fakultas ekonomi di berbagai universitas memang dapat menyelesaikan masalah ekonomi dan sosial di dunia ini? Atau malah memperumit masalah-masalah ekonomi dan sosial yang memang sudah seperti benang kusut? Jika itu semua adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering terlintas di benak kita, maka buku ini sungguh layak kita baca dan kita pahami isinya.

Buku yang ditulis oleh Direktur Bank Muamalat Indonesia (BMI), A. Riawan Amin, M.Sc. ini mengupas habis kelicikan dan tipu daya yang terkandung dalam sistem ekonomi kapitalistik yang berlaku sekarang ini. Buku yang ditulis oleh Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) disajikan dengan ringan dan penuh makna sehingga mudah dicerna dan dipahami, bahkan oleh orang-orang yang paling awam sekalipun. Walaupun demikian, mungkin ada juga yang perlu membaca buku ini beberapa kali agar lebih paham akan isinya. 

Yang menarik, pembaca diajak memahami persoalan yang dibahas dalam buku ini dari sudut pandang para Setan. Yah, musuh-musuh manusia sejak zaman penciptaan Nabi Adam hingga hari Kiamat itulah sesungguhnya aktor intelektual dari semua kekacauan dan kekisruhan ekonomi yang terus menerus melanda dunia. Kita seakan mendapat pengakuan langsung dari para setan tentang modus operandi dan sepak terjang agen-agen mereka dalam menggoda manusia agar terus menerus memperturutkan keserakahannya menguasai harta. Sepak terjang agen-agen setan tersebut diilustrasikan dalam kisah dua orang agen mereka bernama Gago dan Sago. Mereka mendatangi dua buah kepulauan yang para penduduknya ada yang bertransaksi dengan emas dan ada juga yang masih memakai sistem barter. Kedua agen setan itu memperkenalkan uang kertas pada para penduduk kedua kepualauan tersebut. Para penduduk dengan mudah mereka tipu dan kedua agen itu pun segera mendirikan bank di kepulauan tersebut sebagai basis operasi terkutuk mereka. Cerita pun bergulir dan bagi mereka yang mengikuti kisah itu dengan seksama akan dengan mudah menemui persamaan-persamaan antara penduduk kedua kepualauan tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari. Alasan-alasan mengapa emas dan perak layak dijadikan alat tukar juga dibahas dengan lengkap dan mendalam dalam buku ini. 

Pesan utama dalam buku ini adalah UANG KERTAS ADALAH ILUSI. Mungkin pembaca akan dibuat terkaget-kaget dan terbelalak tidak percaya bahwa selama ini kerja kerasnya hanya dibayar dengan kertas yang sebenarnya tidak ada nilai riil-nya. Hanya kepercayaan pada pemerintahan yang berkuasa sajalah yang menjamin kertas-kertas itu bisa dipakai dalam perdagangan dan transaksi sehari-hari. Jika pemerintahan yang berkuasa runtuh, maka runtuh pulalah kepercayaan pada uang kertas dan nilainya. Bisa jadi uang kertas simpanan kita baik yang ada di bank, di dompet atau di bawah bantal bakal sama nilainya dengan kertas bekas pembungkus nasi atau gorengan. Tangan-tangan jahat berlumuran darah para pesulap itu telah membuat kertas-kertas tak berharga itu menjadi seakan bernilai setara dengan emas. Those papers are now as good as gold, kertas-kertas itu sekarang dianggap setara dengan logam muia, emas dan perak. Namun sekali lagi, semua itu hanyalah ILUSI.

Berita99.com
Post ADS 1
Banner
Banner