Inspirasi FIM 13


L: “Kok ada ya... Orang-orang yang mau merelakan satu tahun karirnya untuk Indonesia Mengajar?”
S: “Mindset kami beda Lev. Setelah lulus, bukan urusan kami sendiri yang kami pikirkan. Idealisme kami, menuntut kami untuk berkontribusi balik kepada rakyat.”


- Dialog ringan (dengan perubahan) dengan seorang aktifis UGM yang shaleh nan keren ;D, beberapa tahun lalu -

===


Kalimat itu seringkali terngiang, mempertanyakan tujuan hidup yang umum terdengar:  “kamu kuliah yang rajin, dapatin nilai bagus, ikutan organisasi biar CV bagus. Nah, berbekal itu semua, insyaAllah bisa dapat pekerjaan yang bergengsi dan gajinya pun bagus. Setelah mengamankan kerja, kejar terus karirmu!”

Dialog singkat itu pun memotivasi untuk berinteraksi dengan mahasiswa-mahasiswa aktivis di Indonesia. Perjalanan singkat akhir Ramadhan lalu ke UI, ITB, IPB, dan UGM sedikit banyak menghadirkan inspirasi (bukan nyari jodoh temans ;D). Ada yang istimewa dengan mereka, maka kewajiban kita adalah berguru, mencari ilmu dan inspirasi dari mereka. Dan FIM seolah-oleh menjadi puncak dari gunung es tersebut, alhamdulillah :)

===

Seminar

Ada banyak seminar di FIM, namun yang paling berkesan bagi saya ada tiga.

Pertama, training motivasi untuk berbuat kebaikan dari Prof Rhenald Kasali. Kebaikan itu ibarat reaksi yang propagated efeknya, yang bisa jadi akhirnya efek tersebut akan kembali pada diri kita. Konsep yang mirip dengan ini: http://pendek.in/1n2u :). Prof Rhenald pun memberikan motivasi: “lihatlah peluang di balik constraints”.

Kedua, training parenting dari Ibu Elly Risman. Beliau menekankan bahwa orang tua berperan sangat penting dalam membentuk sebuah peradaban. Penting untuk ditekankan, mendidik anak adalah amanah besar, yang tidak bisa diserahkan kepada baby sitter ataupun lembaga formal. Dan ayah pun memiliki peran sangat penting dalam ibadah tersebut, yang tentunya mensyaratkan ilmu.

Ketiga, training motivasi dari Indrawan Nugroho (http://pendek.in/1n34). Beliau bercerita tentang rantai gajah dan kotak korek api (http://pendek.in/1n2w). Rantai gajah adalah sesuatu yang membelenggu kita dari hal-hal besar: “Duh, mas saya belum pantas”, “Ah, masa sih dia pantas untuk saya yang seperti ini?”. Sementara kotak korek api adalah sesuatu yang membatasi kita untuk mentargetkan yang lebih tinggi. “Ah, segini saja cukup, sudah baik”, “Segini saja target saya, toh IQ saya cuma sekian”.

Coaching

Di sesi-sesi ini, peserta dibagi menjadi group-group kecil, sekitar 7 orangan. Peserta saling mengenal lebih dalam, bertukar mimpi dan inspirasi. Dipandu oleh coach yang mengarahkan alur diskusi. (Ah, mengingatkan "sekolah kepribadian" di kampus dulu. Apa kabar teman-teman, masih istiqomah kah? :))

Networking

Ini bagian sangat berharga dari FIM, di mana banyak sekali inspirasi dari teman-teman untuk “diinvestigasi”. Ada yang sudah mendirikan yayasan pendidikan yang sudah tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Ada yang memiliki proyek social entrepreneur, memberdayakan masyarakat kurang mampu. Ada yang berbagi pengalamannya di Indonesia Mengajar, menceritakan betapa kompleksnya masalah pendidikan di Indonesia. Ada teman-teman, yang hatinya cantik, yang menangis ketika melihat orang lain kesusahan, pengemis yang kelaparan, anak-anak yang pendidikannya terabaikan.

===

Oleh-oleh

Banyak sekali materi yang didapat. Sebagian berhasil disimpan dalam ingatan, sebagian terdokumentasikan dalam pena.
Namun, jika kelak akhirnya semua materi itu terlupa, setidaknya ada satu hal yang insyaAllah akan selalu menginspirasi dari FIM.

Sebuah kalimat singkat:

“Kamu sudah berkontribusi apa?”

Post ADS 1
Banner
Banner