Aksi PPI UKM dan Kampung Sarjana



Sabtu, 17 Januari 2015, Kami dari tim Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) Bekerjasama dengan Kampung Sarjana telah melakukan perjalanan ke Kampung Cibuyutan, sebuah kampung terpencil di salah satu kabupaten di Bogor, Indonesia. Selama 5 hari kami mengadakan program di sana, banyak pengalaman berharga yang sebenarnya sulit untuk diungkapkan dalam kata-kata, karena perasaan itu hanya dapat dirasa bagi mereka yang mengerti kondisi dan berpetualang di sana. Berikut beberapa testimoni dari tim PPI UKM selama berada di sana:

  • Aurora Trimasidy: “Bagiku Cibuyutan bukan hanya sekedar kampung, tapi juga sekolah, Sekolah Kehidupan. Di sana, kita bisa belajar banyak tentang pedih manisnya kehidupan.Belajar bersyukur,  kekeluargaan, gotong royong dan sikap ramah tamah. Cibuyutan mengajariku tentang satu pelajaran yang tidak didapat di bangku-bangku sekolah manapun, yaitu pelajaran tentang menumbuhkan rasa empati. Semangat anak-anak di Cibuyutan untuk terus bersekolah walaupun dengan keterbatasan akses pendidikan, menyadarkan saya danteman-teman tim PPI UKM untuk tidak ada alasan mengeluhkan lagi hal-hal kecil selama kami belajar di Malaysia. Terima kasih Cibuyutan, dan  terima kasih untuk Kampung Sarjana atas kesempatan yang diberikan kepada kami dalam merasakan  pengalaman ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua dengan sebaik-baiknya balasan. Amin."
  • Suci  Nuranita:  “Terimakasih kepada Kampung Sarjana yang telah memberikan kami kesempatan untuk mengenal warga kampung Cibuyutan dan merasakan kehidupan masyarakat kampung Cibuyutan
  • Khairuzi  Rahman: “Cibuyutan merupakan sebuah kampung yang terletak di daerah dataran tinggi Kabupaten Bogor. Untuk mencapai kampung tersebut kita harus menyusuri jalanan setapak dengan sekitar 1-2 jam. Dari itu kita dapat lihat bahwa tidak  semua orang beruntung dapat merasakan kemajuan dunia pada masa sekarang gini, bahkan untuk daerah yang tidak jauh dari ibu kota Negara Indonesia ini. Jadi, dari program Bakti Sosial Peduli Cibuyutan ini, banyak sekali pengajaran yang kita dapat. Bagaimana kita harus menghargai dan bersyukur dengan apa yang  ada pada diri kita saat ini, walaupun itu hanya hal yang kecil karena tidak semua orang seberuntung kita. Saya juga berterima kasih untuk warga kampung Cibuyutan yang sangat baik menerima saya dan teman-teman di kampung tersebut, dan juga terima kasih untuk yayasan Kampung Sarjana. Pengalaman merupakan pengalaman yang sangat berharga terutama bagi saya”.
  • Muhammad Syahrul  Ramadhan: “Kesan saya itu sangat menyenangkan udah bertemu dengan warga Kampung Cibuyutan dan memberi pelajaran untuk mencoba sabar mengahadapi kehidupan yang kurang mencukupi. Pesan saya untuk Cibuyutan tetap semangat semoga impian Cibuyutan tercapai dan membuat kampung itu lebih maju”.
  • Nur Fajri Irvan: “Sila ke 5 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Inilah yang membuat saya kagum dengan Kampung Sarjana. Bukan pemerintah tapi segelinir komunitas. Saya tidak menyangka ternyata di Cibuyutan ada sekelompok komunitas yang membangun pendidikan, dan membantu masyarakat setempat. Terima kasih telah menuntun kami selama di Cibuyutan,  especially Ihsan, Azis, dan Mufti. Dari Cibuyutan saya banyak belajar arti perjuangan menuntut ilmu, pendidikan, dan kesederhanaan dimana listrik bergantung pada seberapakah kuat cahaya siang hari. Waktu saya mengajar kaligrafi kaca kelas 6 dan 5 sd dicibuyutan, ada 1 orang anak yang sangat tekun dan mempratekkan apa yang saya instrukaikan, dan mungkin bakatnya di bagian seni. Amin. Singkat cerita setelah kaligrafi kacanya selesai dilukis, dibingkai, dan kami serahkan kepada kepala sekolahnya, namanya Pak Idris, dia heran "ini kaligrafinya anak-anak?". Aku jawab "iya Pak kemarin kami yang ngajarin". Pak idris bilang "hebat anak-anak". Dari sinilah saya belajar bahwa setiap manusia yang dilahirkan tidak di nilai dari 1 sisi sudut pandang”.
  • Diah Farah Dina: “Cibuyutan! Tak pernah tau sebelumnya. Saat saya datang kesana dalam waktu 3 jam perjalanan dengan jalan bebatuan yg tajam, licin jika hujan dan juga terjalnya tanjakan untuk mencapai kampung ini. Yang terfikir olehku adalah mereka sungguh luar biasa. Saat bermalam hingga 3 hari lamanya saya melihat, mendengar dan merasakan bagaimana rasanya hidup di tengah tengah mereka. Kampung ini sangat kekurangan air, listrik dan hanya berpegang kepada alam. Namun, hal itu tidak membuat mereka lemah tetapi membuat mereka lebih kuat dalam menjalani kehidupan. Masyarakat Cibuyutan banyak mengajarkan saya untuk selalu bersyukur dan tak mengeluh. Mengerti akan kebahagiaan, kesederhanaan, ketabahan, keikhlasan dan kesabaran yang ku dapatkan dari  mereka juga. Senyuman, keramahan serta kasih sayang yang tulus dan hangat tak henti hentinya mereka berikan. Masyarakat Cibuyutan juga banyak mengajarkan saya arti hidup yang sesungguhnya. Dan yang terakhir yang mana membuat ku sedih untuk meninggalkan mereka adalah wajah-wajah malaikat kecil yang sentiasa tersenyum bahagia terpancar oleh nya membuat ku merasa iri dan bangga kepada mereka. Benar, mereka adalah malaikat-malaikat kecil yang sangat luar biasa. Semoga kita bisa ketemu lagi dilain waktu dan aku sayang kalian. Cibuyutan, Indonesia bangga memiliki kalian”.
  • Rizki Zarli Humairah: “Kekurangan air, listrik yang hanya hidup beberapa jam di malam hari, fasilitas yang sangat minim dan jalanan yang berlumpur dan sangat licin justru inilah yang terkadang membuat rindu kepada Cibuyutan. Adik-adik Cibuyutan dengan penuh kesemangatan dan masyarakat yang sangat ramah, Warga Cibuyutan banyak mengajarkan saya dan teman-teman arti ketulusan dan pengorbanan. Terimakasih Cibuyutan atas pembelajaran yang luar biasa”.
  • Muhammad Jahdul Fahmi: “Awal 2015 telah memberikan saya kenangan yang indah dan pembelajaran yang besar di Kampung Cibuyutan. Dengan menempuh jalan setapak, menaiki puncak selama 3 jam dan dengan segala keterbatasan baik itu listrik, jalan, sekolah dan rumah sakit, tetapi kita bisa melihat bagaimana penduduk desa Cibuyutan bisa survive dengan hidup mengandalkan alam, sebuah kebanggan bisa berkontribusi membantu mereka, banyak pelajaran yang bisa kita dapat. Saudara-saudaraku mereka masih memerlukan uluran tangan kita, jika  anda merasa tergugah datanglah dan lihatlah sebuah fakta bahwa masih banyak daerah-daerah tertinggal di negara kita yang masih butuh perhatian kita. Terima kasih Cibuyutan, terima kasih telah menyadarkanku bahwa kita bisa hidup dari alam walau dengan segala keterbatasan. I love Cibuyutan”.

Kampung Sarjana

Post ADS 1
Banner
Banner