Muhammad Maula Nurudin Alhaq: Follow Your Passion


Matahari telah melewati sudut maksimumnya, tak lama lagi akan terbenam di ufuk barat bumi. Wajah-wajah muda penuh gairah terlihat sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Membaca, diskusi , dan berselancar di dunia maya adalah pemandangan yang lazim terlihat di sini. Mereka terlihat enjoy dan totalitas menjalaninya. Ramainya aktivitas mahasiswa di sore ini, semakin mempercantik megahnya gedung perpustakaan yang katanya terbesar se-Asia Tenggara itu, Perpustakaan Universitas Indonesia.


Sore ini tim Penaaksi.com akan bertemu salah satu di antara mereka. Pemuda energik, rutin berkarya, dan totalitas dalam setiap pekerjaanya. Ia adalah Muhammad Maula Nurudin Alhaq. Pria kelahiran Jakarta 14 Juli 1989 ini akrab dipanggil Maula. Ia sedang melanjutkan beasiswa pendidikan alih jenjang D3 ke D4-nya di Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung. Abang kita yang satu ini juga punya banyak prestasi looh, di antaranya: Juara 1 Kompetisi Penyusunan Perencanaan Usaha Disperindag Jawa Barat 2013, Juara 2 Nasional “Mandiri Bersama Mandiri” (MBM) Challenge Bank Mandiri kategori Industri Kreatif 2012;, Best Group Project Social Media Camp – Social Media Carnival YEP!; Finalis Lomba Film Indie bertema Sosial, Lingkungan, dan Budaya FISIP UI; dan segudang prestasi lainnya.

Saat di D3 Politeknik Negeri Jakarta, Maula adalah salah satu aktivis kampus. Di organisasi kampus, Maula pernah menjabat sebagai Ka. Dept. LITBANG Himpunan Mahasiswa Grafika dan Penerbitan. Bukan hanya organisasi tingkat kampus saja, di tingkat nasional Maula pernah menjabat sebagai Pengurus Pusat Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia (FKMPI).

Saat ini, Maula mempunyai bisnis bersama dua rekannya dan menjabat sebagai Direktur Utama, nama perusahaannya P.T. Berpikir Desain. Dari perusahaan ini lahirlah beberapa bisnis, seperti: Rukema (Rumah Kemasan), D!Yours (Branding untuk UMKM), WritInc (Lembaga Pelatihan Menulis) , PUPA Institute (Lembaga Pelatihan Creativepreneur), dan Urban Qurban. Pencapaian yang telah diraih sampai saat ini tidak terlepas dari motto hidupnya, “Follow Your Passion” dan “KAIZEN for Allah”. Penerima Youth Educators Award 2012 kategori Economy ini mempunyai cita-cita menjadi Digital Marketer Expert dan mempunyai perusahaan media konten kreatif terbesar untuk segmen pemuda/i muslim. Selain hobi membuat karya kreatif dan berbisnis, Maula juga hobi bermain futsal. Maula juga suka menulis, sudah satu buku yang ia terbitkan berjudul ‘Jadi Ikhwan Jangan Cengeng’, berisi pengalaman dan renungannya saat menjadi aktivis dan pengusaha di kampus.

Urban Qurban, salah satu bisnis kakak berhasil diliput 5 TV Nasional dan diliput Yahoo!. Inspirasi di balik Urban qurban?

Urban qurban adalah kolaborasi dari 3 perusahaan kreatif, yaitu D!YOURS, Badr Interactive, dan Twip Studio Malang. Ide besarnya adalah menghubungkan antara peternak hewan qurban lokal daerah dengan kaum middle class di kota. Model bisnisnya adalah social business. Yang menjadi USP (Unique Selling Point) adalah aplikasi andoridnya, jadi ketika pembeli membeli hewan qurban di kita, mereka akan mendapat kambing asli dan kambing virtual di dalam androidnya yang bisa dipelihara, seperti tamagochi. Urban Qurban juga punya misi sebagai media dakwah kreatif, menyeru tentang syariat berqurban dengan teknologi-teknologi yang bisa membuat orang lebih aware karena fun dan inovatif, so.. orang yang tadinya males untuk berqurban jadi ingin berqurban.

Pengangguran banyak sekali saat ini di Indonesia, apakah harus jadi pengusaha? bagaimana cara meningkatkan minat untuk berbisnis?
Saya ini pengikut aliran orang-orang yang percaya bahwa tidak semua orang harus jadi Pengusaha. Terserah mau jadi apa aja, asal dia bahagia di sana dan menghasilkan ya monggoo... Ada mind-set lucu yang kadang beredar di masyarakat kita: ‘Pengusaha itu pilihan terakhir karena tidak diterima kerja di mana-mana’. Ini adalah pandangan yang menurut saya membahayakan, karena maju tidaknya sebuah negara bisa dilihat dari berapa persen pengusaha yang ada di sana, kalau cara berpikirnya sudah menilai pengusaha adalah pilihan terakhir, bagaimana Indonesia bisa maju? Menjadi pengusaha merupakan pilihan yang harus didasari atas kesadaran diri sendiri bahwa dari awal kita komitmen berjuang di jalan itu. Boleh kok jadi karyawan dulu sebelum jadi pengusaha, saya sempet jadi karyawan juga. Dapetin ilmu dulu, tapi jangan keenakan juga jadi karyawannya. Harus punya planning. Saya ini penganut paham “Follow Your Passion!”. Kalau kamu gembira saat bertinju, ya jadi petinjulah!, kalau berbahagia saat meneliti, jadilah peneliti!
Nggak mungkin sesuatu itu akan berjalan lancar kalo dari diri kita aja udah nggak cinta sama apa yang kita jalani. Jadi, berbisnis itu sebenarnya adalah ilmu tentang bagaimana menjual apa yang kita cintai. Maka cari dulu apa yang kita cintai, entah nanti karirnya mau menjadi professional atau mau dibisnisin. Kalo mau dibisnisin maka harus ada study management. Terpenting adalah temen-temen cari dulu apa yang paling dicintai, apa passionnya. Karena kalo udah nemu itu, mau jadi profesional atau mau jadi pebisnis pasti semua akan lancar, mau jatuh berapa kali dia tetep akan bangkit, karena kalau sudah kadung cinta ya tidak ada lagi yang dapat menghentikan kecuali cintanya itu sendiri.

Passion itu?
Passion itu bukan profesi. Passion itu sebenarnya adalah apa-apa yang membuat kita merasa berdaya dan senang dalam melakukannya. Passion bisa ditemukan dengan sangat gampang dan sederhana, temen-temen cukup rasakan mana yang lebih membahagiakan hati dan hati merasa plong ketika mendengar atau melakukan hal tersebut. Contoh: Saya katakan ‘Musik’ dan ‘Futsal’, mana yang lebih membahagiakan? Passion itu tidak jauh-jauh dari hal-hal yang kita sukai, dari hal-hal yang ingin kita geluti. Coba perhatikan waktu kecil kalian suka apa, dan temukan passion dari sana. Dari semua itu nanti akan ditemukan apa yang sebenarnya Allah tugaskan kepada kita di bumi ini. Karena kita itu sebenarnya lagi buka banyak pintu, terserah mau pilih pintu yang mana. Ketika kita udah buka satu pintu, itu belum berakhir lhoo.. karena ketika membuka satu pintu pilihan, ternyata akan ditemukan banyak pintu lagi di dalamnya. Tenang, walau pilihan pintunya masih banyak tapi sudah makin mendekatkan dengan goal kita.
Dengan paham hal tersebut, maka yang terpenting jangan pernah nyesel ketika udah buka pintu ini atau pintu itu, karena semua alur pintu yang udah kita buka itu pasti saling berhubungan. Jadi sebenernya kita bukan salah masuk, tapi cuma beda pintu aja. Dan yakinlah pintu-pintu yang rasanya nggak nyambung sama hidup kita, pasti nanti akan bermanfaat buat kita. Seperti Steve Jobs, kalau dia nggak ikut kelas kaligrafi, Apple tak akan pernah typographynya sebagus hari ini. Connecting the dots. Surga aja pintunya ada banyak, tapi kan tetep ujung-ujungnya masuk ke Surga.

Perlu dipahami juga, passion itu bukan buah tapi bibit. Sadari bahwa passion bukan buah (hasil) melainkan bibit yang harus ditanam, dikembangkan, dan akhirnya menjadi buah. Ini sebuah proses.

Passion itu juga perlu fokus lho. Orang sering merasa passionnya banyak, mau ini mau itu, malah nggak fokus. Silahkan teman-teman pilih salah satu mana yang paling enak dirasa agar fokus, karena kalau sudah terpecah-pecah kebanyakan keinginan malah nggak menghasilkan apa-apa.

Passion bisa hilang?
Manusia itu jiwanya kadang kuat, kadang lemah. Manusiawi. Ketika seseorang memiliki passion dan sudah melakukan banyak hal, tapi ternyata nggak pernah sukses, maka lama-lama jiwanya akan mentok dan lemah, dan akhirnya dia akan jatuh. Dia nggak percaya lagi sama passionnya dan kemudian mengubur passionnya itu. Passion itu mirip sebuah lentera, ia menerangi kita bergerak dalam kegelapan, tapi ketika nggak ada pendukungnya misalnya minyak tanah, maka lama kelamaan api lentera itu akan habis juga.
Saya pernah mengalami di tahun 2010-an, waktu itu saya pernah mentok tidak tahu harus ngapain lagi. Saya awalnya udah semangat 45 (lentera masih menyala terang), sudah melakukan banyak hal (mengelilingi ruang-ruang dalam kegelapan) tapi belum maju-maju bisnisnya (belum menemukan pintu keluar dari goa yang gelap) dan akhirnya saya putus asa karena tidak tahu lagi harus ngapain; gelap (lenteranya mati, karena minyak tanah sudah habis, tidak ada persiapan). Akhirnya saya berhenti dulu sejenak , bertanya kenapa. Dan ternyata waktu itu saya mengalami lack of knowledge , di mana saya nggak sadar kalo saya harus mengerti suatu ilmu dahulu agar dapat memecahkan masalah untuk menuju tingkat berikutnya. Minyak tanahnya saat itu bagi saya adalah ilmu, ya ilmu akuntansi, manajemen, pemasaran, dan lainnya yang langsung berhubungan dengan bisnis. Ilmu pengetahun itu wise banget, di mana ketika kita nggak ngerti ilmu itu maka kita nggak akan pernah sampai. Contoh: semua orang bisa jalan, jalanan sudah ada, tapi ketika dia tidak tahu jalan menuju Jogja misalnya, dia akan tersesat dan mungkin akan mati kelelahan sebelum menemukan Jogja, karena dia malah jalan dengan sangat semangatnya ke arah yang berlawanan. Jadi passion itu bukan hanya berbicara tentang semangat dan motivasi, tapi juga harus didukung dengan ilmu pengetahuan. Agar dinaikkan derajatnya.

Mulai berbisnis sejak kapan?
Semenjak SD saya sudah berbisnis membuka Rumah Hantu di rumah, dan pelanggannya adalah anak-anak kecil sekitar rumah yang diwajibkan membayar Rp 500 sekali masuk. Saat itu, adik-adik saya dijadikan hantu-hantunya, saya bayar mereka Rp 100 untuk satu anak yang ikutan Rumah Hantunya.

Hambatan dalam menjalani passion?
Saya pernah ke dokter karena mengalami stress dan kepala pusing sekali. Setelah konsultasi, saya dikasih beberapa obat, saya nggak tau itu obat apa ternyata salah satunya adalah obat anti depresan. Waktu itu sih memang lagi banyak-banyaknya ujian hidup. Ujian tentang masa depan, ujian bisnis, dan ujian spiritual. Gelap sekali rasanya saat itu. Nggak tahu lagi mau ngapain, waktu itu selintas kepikiran bunuh diri, untung cuma kepikiran nggak dilakukan, bisikan setannya nggak mempan hahaha. Ketika masuk ke masa itu, akhirnya saya hanya bertahan memegang satu ayat, tepatnya dalam surat Al-Ankabut ayat 69,
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik”.
Ya saya percaya aja, jihad kan mujahadah, sungguh-sungguh, konsisten, bertahan, insyaAllah Dia bakal nunjukkin solusinya kok kalau kita terus bertahan. Ada ayat yang bilang, “seseorang tidak akan dikatakan beriman sebelum Allah mengujinya”. Semua manusia pasti akan mengalami masa itu. Ohiya, manusia itu seperti pegas… akan ada suatu masa ketika Allah mulai menekan pegasnya perlahan-lahan ke bawah. Awalnya masih renggang, tapi kemudian terus ditekan sampai pada titik di mana pegas itu udah nggak bisa digerakkan sama sekali karena mentok, semakin ditekan, semakin mentok. Itulah titik terendah dalam hidup, dan sebenarnya Allah nyuruh kita bertahan di saat-saat seperti itu. Allah sedang menguji seberapa kuat sih kita bertahan dan tidak putus asa di keadaan yang mentok kayak gitu. Nggak ada yang bisa melepaskannya; entah itu psikiater, ustadz, atau orang yang dianggep ‘pinter’ yang bisa ngelepasin… ya hanya Allah yang bisa ngelepasin…. karena ujian ini langsung dari Dia, nggak pakai perantara. Kita harus terus bertahan, terus bermimpi, terus mengevaluasi diri, dan terus jalani saja kehidupan yang lagi diuji. Dan nanti ketika Allah merasa sudah saatnya untuk melepaskan pegas itu, maka apa yang akan terjadi? Yak, pegas itu akan melompat ke posisi puncaknya bahkan melebih posisi awal, melompat lebih tinggi! Intinya adalah kita harus kuat menahan beban itu, sebelum akhirnya kita akan mencapai kesuksesan yang tidak pernah kita duga. Jadi ketika mengalami hal seperti itu, mau nggak mau kita harus terus bertahan dengan terus bergerak, bukan hanya bertahan dengan bengong. Terus bergerak,bergerak, dan bergerak, memang Allah lagi uji ketahanan kita. Waktu yang akan menjawab sampai kapannya.

Ketika menghadapi celaan dari orang lain?
Dari kecil saya termasuk orang yang suka berimajinasi dan punya dunia sendiri, makanya dari kecil guru-guru bilang Maula itu aneh. Hal-hal kayak gitu masih terbawa sampai gede gini, jadi ketika ada orang yang memandang rendah, saya mah bodo amat, asik dengan imajinasi yang dibuat sendiri, nggak terpengaruh dengan imajinasi/cercaan/paradigma negatif dari orang lain… yaa kita buktikan aja sambil jalan, karena nanti waktu yang akan menjawab. Tapi, kalau itu adalah saran dan kritik yang membangun, ya tetap kita ambillah walau pahit. Celaan itu pun sebenernya positif, kalau kita terbiasa berimajinasi positif, kita bisa mengubahnya sesuai imajinasi kita.

Motivasi terbesar untuk bangkit?
Motivasi terbesar saya adalah passion itu sendiri. Karena passion itu semacam kesadaran tentang apa yang ingin kita capai, bahkan apa yang ingin jiwa kita capai. Waktu itu saya sempet kerja di EO dan ahensi periklanan, pada saat sedang kerja tiba-tiba saya pernah nangis, karena saya merasa ini bukan “gue banget”. Nangis, tiba-tiba keringetan, dan di dalam hati bilang “ini bukan tempat lu”. Jadi hal-hal seperti itu yang membuat saya sadar tentang apa yang seharusnya saya lakukan, filosofisnya adalah ‘Menjalani hidup sesuai takdir yang sudah tertulis’, saya percaya takdir Dia itu yang terbaik, cuma kadang kita yang mengubahnya dengan pikiran yang sok tahu, takdir itulah yang dinamakan passion.

Pesan buat Pemuda Indonesia ?
Ikutin passion kalian. Kerjakan dan lakukan apa yang kalian cintai, yang membuat kalian berdaya. Tetaplah membina passion kalian, karena passion itu bibit, bukan buah. Intinya Teruslah bergerak! Karena diam itu mati.

Rekomendasi film atau buku?

Saya suka buku-buku yang agak filosofis filsafat gitu. Kalo novel saya suka karya Tere Liye, Dee, Andrea Hirata. Buku-buku Ulama saya suka karyanya Imam Al-Ghozali dan Ibnu At-Thailah. Saya juga suka banget sama tulisannya Fahd Djibran, dia salah satu guru saya dalam menulis dan berpikir. Oiya, satu lagi buku yang saya rekomendasikan, judulnya ‘Jadi Ikhwan Jangan Cengeng’. Hehe, nggak apa-apa ya promosi dikit. Kalo film seperti 3 Idiots, GIE, Rectoverso, Billioner (rekomendasi untuk orang yang mau bisnis), video dokumentasinya TEDx, dan film-film kartun. Kenapa film kartun? karena film kartun bisa menumbuhkan ide. Sesuai sama bidang bisnis saya, karena saya di bidang industri kreatif yang bahan baku utamanya ide, jadi sumber-sumber ide bisa datang dari sana. (Achy/Penaaksi.com)

Twitter | Facebook

Ayu Chytia Dewi (Reporter MudAksi)  

Baca Serial #MudAksi lainya pada link berikut : disini
Post ADS 1
Banner
Banner