Syarat Pemimpin Baru di Era Baru Penuh Tantangan


Oleh: Muhammad Ghufron Mustaqim

“Being connected to as many different sectors as possible is the important way to develop our leadership capacity.” - Dominic Barton

Pada abad-21 ini, permasalahan yang akan kita hadapi semakin kompleks dan gelombang tantangan semakin ruwet. Kemajuan teknologi transportasi dan informasi yang mendorong globalisasi dan perdagangan bebas memberikan kesempatan-kesempatan menarik sekaligus berkonsekuensi memberikan tantangan-tantangan yang rumit. Pada abad-21 ini beberapa agenda penting yang kita memiliki antara lain: menyelesaikan permasalahan-permasalahan besar seperti: kemiskinan, ketidakadilan, krisis pangan, krisis energi, isu pemanasan global, perang interstates maupun intrastate, dankesehatan global.
Hal di atas adalah masalah-masalah lama tetapi belum tuntas kita menyelesaikannya. Pendekatan-pendekatan lama dengan demikian terbukti belum efektif memberikan solusi strategis. Pada era ini, dengan tingkat kompleksitas yang jauh lebih tinggi dan jauh berbeda dari era-era sebelumnya, bagaimana kita bisa berhasil memenuhi kewajiban menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut dan membuat Indonesia serta dunia menjadi lebih baik?

Ada banyak model jawaban untuk pertanyaan di atas. Namun di dalam artikel ini saya tertarik mendekati dari segi peran kepemimpinan dalam mengawal perubahan dan menyelesaikan permasalahan. Asumsinya sederhana, pemimpin yang baik memiliki kemampuan, pengetahuan dan kebijaksanaan yang diperlukan untuk memahami permasalahan dan menciptakan solusi. Dengan kemampuannya menavigasi organisasi (baik itu negara, perusahaan, universitas ataupun yang lain) ditambah dengan kemampuannya memberikan inspirasi dan mempengaruhi, peran pemimpin sangat instrumental dalam menggerakkan perubahan.

Kita bisa menyebut beberapa contoh untuk membuktikan begitu sentralnya peran pemimpin bagi organisasinya: Soekarno, Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, Martin Luther King Jr., Marvin Bower, atau yang lebih kontemporer seperti Jokowi, Steve Jobs, Mark Zuckerberg, dan Jessica Jackley. Pendekatan ini kemudian di dalam level operasional berujung kepada pertanyaan, “Pemimpin seperti apa yang dibutuhkan dan relevan untuk abad-21?“ Dengan menjawab pertanyaan ini, kita akan memahami karakteristik ideal bagi seorang pemimpin yang dapat kita percaya untuk menghadapi kompleksitas era baru ini.  Dan dengan memahami hal tersebut, kita bisa memulai petualangan dan belajar untuk menjadi pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan abad-21.

Saya sangat tertarik dengan konsep tri-sector athlete yang diperkenalkan oleh Joseph Nye (Professor di Harvard Kennedy School), bahwa pemimpin yang berkualitas dan mampu menghadapi tantangan dunia baru yang semakin tidak pasti adalah pemimpin yang memiliki kompetensi dan pengalaman di sektor bisnis, pemerintahan, dan sosial (non-profit). Karena dengan kompetensi dan pengalaman di tiga sektor tersebut seorang pemimpin bisa memahami permasalahan secara lebih komplet dan mendalam serta dapat meramu solusi dengan pendekatan yang lebih efektif-efisien. Karena permasalahan-permasalahan yang saat ini kita hadapi tidak akan bisa selesai apabila pemerintah bekerja sendiri, perusahaan sibuk sendiri, dan sektor non-profit memiliki cara sendiri. Solusi terbaik muncul dari kolaborasi ketiganya, dan pemimpin yang baik dalam proses ini adalah tri-sector athlete.

Dominic Barton, Global Managing Director McKinsey & Company, juga menekankan betapa pemimpin masa mendatang haruslah tri-sector athlete. Di dalam commencement speech-nya di Yonsei School of Business, Barton mengatakan:  “Being connected to as many different sectors as possible is the important way to develop our leadership capacity.” Untuk menjadi pemimpin yang efektif, kita harus memiliki apresiasi dan keakraban dengan sektor bisnis, pemerintah, dan non-profit—tanpa terkecuali.

Menurut saya, konsep tri-sector athlete ini sangat relevan diperkenalkan ketika saat ini kita melihat pemimpin-pemimpin di sekitar kita yang sejatinya hanyalah pejabat: menjaga dan melanggengkan status quo dengan menikmati fasilitas-fasilitas mewah, tetapigagal menciptakan inovasi-inovasi untuk membuat masyarakat lebih sejahtera, pendidikan lebih baik, kesehatan masyarakat lebih terjamin. Oleh karena itu deret panjang permasalahan tidak kunjung selesai membuat masyarakat tidak percaya bahwa masih ada hari-hari cerah yang akan datang kembali. Kesempitan cara pandang, pengalaman yang tidak diversified, dan kompetensi yang minim membuat pemimpin-pemimpin kita mandul.

Menjadi tri-sector athlete adalah hal yang sulit, namun bukanlah sesuatu yang naïf. Kita telah mengenal beberapa tri-sector athlete yang karena keakraban dan pengalamannya pada tiga sektor tersebut, mereka menjadi pemimpin yang inovatif, efektif, dan mengagumkan. Coba teman-teman baca kiprah figur-figur berikut: Michael Bloomberg (Wali Kota New York, pengusaha, philanthropist) Bill Gates (CEO Microsoft, penggiat masalah kesehatan dan pendidikan global melalui Gates Foundation), Christine Lagarde (Managing Director IMF, Mantan Pemimpin Baker & McKenzie), dan Aneesh Copra (US Chief Technology Officer).  Benang merah yang akan kita temukan ketika kita mendalami kiprah kepemimpinannya adalah bahwa mereka semua para pemimpin pendobrak status quo, menciptakan inovasi-inovasi kreatif untuk perubahan, dan dapat menyelesaikan masalah secara lebih efektif-efisien.

Di Indonesia, kita juga memiliki pemimpin dari jenis tri-sector athlete ini menurut pengamatan saya. Beliau adalah Gita Wirjawan yang saat ini menjadi Menteri Perdagangan RI. Menurut saya, Gita Wirjawan adalah menteri terbaik yang dimiliki SBY saat ini di kabinetnya. Sebelum diberi amanah sebagai Menteri Perdagangan, Gita menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI. Kiprahnya di sektor swasta sebelumnya sangat cemerlah, ia pernah dipercaya sebagai Presiden Direktur JP Morgan Indonesia. Sebagai pengusaha, setelah ia keluar dari JP Morgan, Gita mendirikan Ancora Capital. Gita juga sangat memperhatikan isu-isu sosial, oleh karena itulah ia mendirikan Ancora Foundation. Yayasan yang dibangunnya ini membantu membeasiswai putra-putri terbaik Indonesia untuk kuliah di universitas top dunia seperti Harvard, Cambridge, Oxford, NTU dsb. Menteri lulusan Harvard Kennedy School ini juga merupakan pemusik (pernah tampil di berbagai konser) dan pemain golf professional.

Silahkan teman-teman ketik Gita Wirjawan di Youtube. Kita akan menemukan banyak sekali video tentang pidatonya dan presentasinya. Namun yang luar biasa adalah kita akan mendapatkan banyak sekali media ternama internasional seperti Bloomberg, CNN, dan CNBC mewawancarainya dalam kapasitas Kepala BKPM dan Menteri Perdagangan RI. Gita juga banyak sekali diminta berbicara di forum-forum bergengsi seperti World Economic Forum dan Strategic Review. Gita diinterview oleh media dan diundangan dalam berbagai acara tersebut tidak lain karena oleh berbagai pihak ia termasuk salah satu figur yang sangat berpengaruh dalam percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga saat ini Indonesia disorot secara positif oleh dunia internasional.

Kehebatan dan keefektifan Gita dalam berperan sebagai Menteri Perdagangan maupun Kepala BKPM tidak terlepas dari pengalaman, pengetahuan, dan kompetensi tri-sector yang ia miliki. Indonesia butuh pemimpin-pemimpin, baik itu yang duduk sebagai menteri, gubernur, rektor, pemimpin bisnis, atau ketua organisasi kemasyarakatan,  yang memiliki kearaban dan pengalaman tri-sector seperti Gita. Meskipun dengan hal ini Indonesia lalu segera dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahannya, tetapi kehadiran tri-sector athlete yang semakin banyak akan mempercepat terciptanya Indonesia baru yang lebih baik. Dan hal ini bisa diupayakan sebenarnya, dengan memulainya dari diri kita sendiri.

Setelah mengetahui konsep, karakteristik dan kehebatan tri-sector athlete di atas, mungkin banyak diantara kita yang bercita-cita menjadi pemimpin ideal seperti itu. Saya pun demikian, saya punya komitmen untuk menjadi tri-sector athlete sehingga bisa turut membuat perubahan dengan cara-cara yang lebih efektif dan inovatif. Relevansi hal tersebut dengan aktivitas kita sebagai mahasiswa atau professional muda adalah kita harus mencoba mendiversifikasikan kegiatan, minat, dan wawasan kita. Saya melakukan itu dengan aktif di Forum for Indonesia, mengikuti berbagai kompetisi bisnis (P&G ASEAN Business Challenge dan Danone Trust), dan mencicipi kerja bareng pemerintah (bersama UKP4 untuk acara Post-2015). Saya juga mengikuti sebuah summit (G20 Youth Summit) dan berperan sebagai Minister of Development RI untuk dapat merasakan sebagai aparat pemerintah.

Dalam setiap kesempatan di atas, saya benar-benar mempelajari perspektif baru yang tidak saya temukan di berbagai pengalaman lain. Saya juga menjadi semakin merasa bahwa kualitas saya masih sangat minim berkat berbagai pengalaman tersebut sehingga kemudian memotivasi saya untuk terus belajar. Dan berkat hal-hal di atas saya merasa menjadi lebih kreatif dan inovatif ketika melahirkan inisiatif, dan bijaksana dalam memandang suatu masalah. Dan ketika menjadi seorang professional nanti, saya pun dapat berharap memiliki pengalaman berkarir di sektor bisnis, pemerintah dan non-profit. Teman-teman silahkan mencoba dengan cara-cara masing-masing, kita semua sudah tahu pentingnya!

Wawasan  tentang begitu esensialnya menjadi tri-sector athlete ini seharusnya dapat membantu kita untuk menentukan bagaimana karir terbaik kita ke depannya dan pengalaman-pengalaman apa yang ingin kita rasakan. Tentu masih banyak syarat lain untuk menjadi pemimpin baik selain harus memenuhi kriteria tri-sector athlete. Tetapi setelah kita sadar tentang sangat asasinya menjadi tri-sector athlete tetapi kita tidak berusaha menjadi demikian, saya khawatir kita tidak bisa menjadi pemimpin yang relevan di era baru ini. Mari bersama-sama kita belajar menjadi tri-sector athlete danberkolaborasi untuk menciptkan Indonesia baru yang lebih baik. 

#FutureShaper adalah program dari Forum for Indonesia yang merupakan edisi tulisan-tulisan tentang kepemimpinan dan manajemen. Edisi ini ditulis untuk menjadi salah satu bahan inspirasi dan diskusi bagi teman-teman yang ingin mengawali petualangan menjadi pemimpin di lingkungan kita masing-masing.

@FutureShaperID | @forumforID | @GhufronMustaqim


Post ADS 1
Banner
Banner